Apakah memperhatikan orang-orang saat makan sekarang ini? Sepertinya etika makan sudah tidak lagi mendapat perhatian. Hal ini bisa disebabkan banyak hal. Kebiasaan dalam keluarga/karena kondisi rumah yang sempit, tidak tersedia ruang makan keluarga. Dengan demikian makan bersama dalam keluarga tidak ada tempat yang memadahi. Atau kalau bisa makan bareng, tempatnya berbeda. Faktor kesibukan masing-masing anggota keluarga yang berbeda, juga bisa mengakibatkan kesempatan makan bersama berkurang. Meja makan tidak lagi bisa untuk memberikan pengertian tentang etika makan.
Faktor lain berkurangnya etika
makan karena iklan makanan atau tempat kulineran. Saat mengiklankan makan yang mempunyai
rasa khas, peraga dengan gerak, ekspresi dan suara mulut ditonjolkan. Seperti
saat menyruput kuahnya, membuka mulut lebar-lebar karena sendok yang penuh, dan
ekspresi lain yang menampakkan “inilah kenikmatan makan” sesungguhnya. Saat
orang menawarkan tempat-tempat kulineran, juga demikian, Untuk menampakkan
kelezatan yang disantap, maka dibuka lebar-lebar mulut, dan mulut dipenuhi
makanan. Kalau istilah Jawa “mucu-mucu”.
Ada seperangkat aturan, atau
etika dalam makan yang dari bahasa umumnya table manner. Ada beberapa etiket
makan ini sesuai dengan peradaban sebuah bangsa. Ada ala Eropa, ala Amerika,
ala China dan ala Indonesia. Ada etiket pada acara-acara resmi protokoler
kenegaraan, jamuan pesta, di rumah makan atau di rumah saja.
Dari macam-macam etiket di meja
makan, ada hal-hal yang dasar dan berlaku hampir di semua tempat. Karena memang
banyak point-point dalam etika meja makan. Hal-hal yang dasar antara lain:
1.
Makan dengan mulut tertutup saat mengunyah
makanan. Hal ini untuk menghindari bunyi kecap mulut, yang juga menjadi tidak
etis, kalau makan ada bunyi kecap mulut.
2.
Berbicara dengan volume rendah. Hal ini untuk
menghindari makanan bisa keluar dari mulut dan jatuh di piring teman semeja
makan, atau tersedak. Menutup mulut saat batuk atau bersin. Menghindari makanan
yang ada dimulut terlontar ke depan atau piring orang didepannya.
3.
Tidak menimbulkan suara saat mengunyah makanan (kecap-Jawa)
dan suara beradunya sendok-garpu, sendok-piring, atau sendok-pisau dll.
4.
Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan
(sendok, garpu atau pisau).
5.
Jangan menyisakan makanan yang sudah diambil.
6.
Dan masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam meja makan.
Sekarang
berkembang istilah konferensi meja makan dan ini menjadi model untuk loby
politik atau transaksi bisnis. Dalam konteks seperti ini akan sulit seseorang
taat pada etika meja makan. Terlebih untuk tidak membuka lebar mulut, menimbulkan
suara mulut dan beradunya peralatan makan, tertawa dan menerima telpon dari
luar. Hal-hal tidak etis ini akan dilanggar begitu saja.
Berpulang kepada
kita masing-masing untuk menjaga diri dalam pergaulan dan persahabatan. Tapi
jangan lupa bahwa etika menjadi salah satu wajah peradaban bangsa.
Posting Komentar untuk "Etika di Meja Makan"