Selamat pagi, salam bahagia dan berhari Minggu
Berita peristiwa kekerasan seksual
yang menyeruak ditengah pandemic dan menghangatnya isu korupsi serta ramainya kader-kader
bangsa yang mencari elektabalitas, tentunya bukan untuk mengalihkan perhatian
masyarakat, pada isu-isu politik yang krusial. Kekerasan seksual muncul salah
satunya karena orang gagal memahami dan menghayati cinta. Dalam dunia
pewayangan, sama dengan gagal menghayati Sastrajendra (ilmu kesempurnaan jiwa).
Seorang Resi Wisrawa paham benar tentang Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating
Diyu, namun gagal menghayati. Ada gelora asmara yang tak bisa dikendalikan,
saat membeberkan ilmu ini kepada Dewi Sukesi. Buahnya adalah keangkamurkaan.
Kekerasan seksual merupakan akibat
dari keangkmurkaan. Gagalnya penghayatan akan cinta yang luhur dan suci. Cinta itu
suci karena datangnya dari Tuhan Hyang Maha Cinta. Ironinya keangkamurkaan ini terbungkus
dalam baju yang indah “Lembaga Pendidikan dan Keagamaan”. Kiranya ini puncak
gunung es yang selama ini tidak kelihatan.
Gagalnya orang menghayati cinta
bisa disebabkan oleh berbagai hal. Sekiranya baik menjadi sebuah penelitian,
mengapa banyak terjadi kekerasan seksual pada Lembaga mulia? Kalau dari
pengembangan jiwa, ada empat tataran cinta. Jika seseorang paham dan menghayatinya
maka hidup menjadi indah, dan dunia pun menjadi indah. Jarang orang sampai pada
tataran yang keempat.
Resi Wisrawa dalam pewayangan sedang mengajarkan Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu |
Tataran pertama adalah cinta eros. Cinta karena ketertarikan pada lawan jenis. Sering juga disebut cinta seksual. Cinta philea, cinta persahabatan. Tertuju untuk semua orang, tidak memandang perbedaan kulit, suku dll. Saling menghormat sebagai pribadi. Cinta stergo, cinta antar anggota keluarga. Cinta agape, cinta yang tertuju bagi semua orang, membahagiakan orang lain. Orang yang sampai pada tataran ini sudah meninggalkan keduniawian. Dalam Serat Wulangreh, orang-orang yang sampai pada tataran ini, disebut yang sudah “mungkur Donya” (membelakangi atau meninggalkan keduniawian) dan pantas menjadi Guru Sejati.
Dari pengalaman terjadinya kekerasan
seksual di Lembaga terhormat, maka perlu
dilakukan Langkah pencegahan dan penegakan hukum. Pencegahan, dapat dilakukan
dengan Pendidikan seksualitas bagi anak-anak remaja kita. Seksulitas bukan
semata-mata mempelajari alat dan Kesehatan reproduksi namn lebih dari adalah hal yang
menyangkut seluk beluk kepribadian pria dan Wanita. Penegakan hukum, dengan mengambil
Tindakan, memberi sangsi dan memanusiakan kembali (Pgd)
Posting Komentar untuk "GUNUNG ES KEKERASAN SEKSUAL"