Selamat pagi, salam bahagia
Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, pada
akhir tahin 2021, tepatnya tanggal 27 Desember 2021, menerbitakan laporan
tentang Indeks Kebahagiaan Tahun 2021. BPS mengadakan survey pada 1 Juli 2021
sampai 27 Agustus 2021, dan dirilis 27 Desember 2021. Dari hasil survey itu
didapatkan Indeks Kebahagiaan tiap propinsi pada tahun 2021. Melalui 3
pendekatan untuk survey ini: kepuasan hidup, afeksi (perasaan) dan makna hidup.
Memang tidak bisa mengukur kebahagiaan seseorang.
Kalau pun BPS mempergunakan 3 pendekatan, memang ketiga-tiganya bisa menjadi
indikasi kebahagiaan. Kepuasan memang bisa membahagiakan. Saat-saat harapan
yang diidamkannya tercapai, seseorang akan merasa puas, sekaligus ada kebahagiaan
disana. Bahagia memang menyangkut perasaan. Perasaan senang, Bahagia ketika
mengetahui hidupnya bermakna. Memang ketiganya saling terkait satu sama lain.
Kebahagiaan yang penuh, ketika orang
mengetahui bahwa hidupnya bermakna, atau orang tersebut dapat memaknai
hidupnya. Hidup penuh makna ketika seseorang dapat menghayatoi dan mensyukuri
kehidupannya. Maka bersyukurlah senantiasa atas segala yang dialami.
10 (sepuluh) propinsi yang paling bahagia
dari survey ini semua di luar Pulau Jawa. Ini menjadi menarik dan menimbulkan banyak
pertanyaan. Mungkin penduduk di Pulau Jawa sudah semakin kompetitif, tidak ada
waktu lagi untuk merasakan dan memaknai kehidupan. Tidak ada waktu cukup untuk
merasakan dan memaknai apa yang dilakukan atau peristiwa yang dialami. Semuanya
diburu waktu. Hidup dikejar waktu, dikejar target, dikejar tayang, dan yang
menjadi hantu adalah ketika orang sudah merasa dikejar usia.
Tapi semua berpulang pada masing-masing,
apakah hidupnya akan mengejar segalanya untuk kebahagiaan? Sekiranya justru
saat-saat berhenti mengejar, kita bisa memaknai dan merasakan. Lalu teringat
cerita dialog saudagar ikan dengan petani. Saudagar itu berkata dengan petani
yang sedang istirahat, minum dan makan sambal
merokok: “hai kamu pak Tani kerja kok
males-malesan, mbok seperti say aini. Kerja terus, menumpuk uang
sdebanyak-banyaknya, setelah itu baru menikmati hidup”. Petani itu menjawab
dengan kalem: “lho saya ini sedang menikmati hidup”.
Selamat memaknai hidup dan salam Bahagia.
Posting Komentar untuk "Propinsi Paling Bahagia"