Selamat pagi Nusantara, salam bahagia sejahtera |
Selamat Hari Bahasa Ibu Sedunia. Bahasa Ibu, kiraanya semua sudah memahami aopa itu bahasa ibu? Maka tidak perlulah menjelaskannya. Peran penting Bahasa Ibu itulah yang mau saya tulis untuk permenungan semua. Bahasa Ibu merupakan bahasa pertama yang dikenal oleh anak-anak dan menjadi media sosialisasi bagi suaku suku atau suku bangsa. Dari Bahasa Ibu, kemudian bisa mengenal lingkungannya. Pada kurun waktu ini banyak Bahasa Ibu dilupakan atau ditinggalkan, digantikan oleh Bahasa yang lain.
Di
Indonesia juga dirasakan bahwa Bahasa Ibu (Bahasa-bahasa Daerah) mulai
dilupakan. Dalam kurikulum pendidikan pernah dialokasikan muatan local, salah
satunya adalah pelajaran Bahasa Ibu. Namun demikian semakin kesini, Bahasa Ibu
semakin ditinggalkan. Lebih membanggakan saat anaknya bisa berbahasa asing
daripada berbahasa ibu. Latas belakang Hari Bahasa Ibu Internasional, lahir
karena keprihatinan aakan Bahasa Ibu yang ditnggalkan atau dihapuskan dari
penggunaannya.
UNESCO
sebagai badan dunia menyatakan bahwa ide merayakan Hari Bahasa Ibu
Internasional dating dari Bangladesh. Deklarasi ini Hari Bahasa Ibu merupakan
apresiasi terhadap Gerakan Bahasa yang dilakukan oleh orang-orang Bangladesh
(saat itu orang Pakistan Timur).
Ketika
Pakistan terbentuk pada tahaun 1947, memiliki dua bagian geografis yang
terpisah, yaitu Pakistan Barat (Palkistan) dan Pakistan Timur (Bangladesh).
Kedua bagian tersebut memiliki perbedaan dalam budaya, bahasa dan perbedaan
lain. Tahun 1948, Pemerintah Pakistan mendeklarasikan Bahasa Urdu sebagai
satu-satunya Bahasa Nasional Pakistan. Pada kenyataannya Bahasa Bangla
(Bengali) dipergunakan oleh mayoritas orang yang menggabungkan Pakistan Barat
dan Pakistan Timur. Dengan begitu rakyat Pakistan Timur memprotes, karena
mayoritas penduduknya dari Pakistan Timur dan Bahasa Ibu mereka adalah Bangla.
Mereka menuntut agar Bahasa Bangsa menjadi salah satu Bahasa Nasional selain
Urdu. Permintaan tersebut diajukan ke Majelkis Konstituante Pakistan, pada 23
Februari 1948. Untuk membubarkan protes pemerintah melarang pertemuan publik dan
unjuk rasa. Mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Dhaka yang didukung oleh
masyarakat kemudian menggelar rapat umum.
Proses
pengajuan ternyata memerlukan waktu dan pengorbanan. Pada tanggal 21 Februari
1952, polisi melepaskan tembakan ke domanstran dan menewaskan Salam, Barkat,
Jabbar dan Shafiur, serta ratusan demonstran luka-luka. Sebuah perjuangan
sampai berdarah-darah untuk memperjuangkan eksistensi Bahasa Ibu. Atas peristiwa
tersebut sejak itu Bangladesh merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional sebagai
apresiasi perjuangan bagi Bahssa Ibu. Hari Bahasa Ibu juga menjadi hari libur
nasional di Bangladesh.
Dari
peristiwa tersebut juga dilayangkan surat kepada Sekjen PBB Kofi Annan, pada 9
Januari 1998, dan meminta mengambil langkah untuk menyelamatkan Bahasa-bahasa
di dunia. UNESCO percaya akan pentingnya keragaman budaya dan bahasa untuk
masyarakat berkelanjutan. Dalam mandatnya, Hari Bahasan Ibu Internasional
diharapkan bekerja untuk melestarikan perbedaan budaya dan bahasa yang
menumbuhkan toleransi dan rasa hormat terhadap orang lain.
Bagi
kita Bangsa Indonesia, mari kita lestarikan Bahasa-bahasa Ibu yang beraneka
ragam, dan Bahasa Indonesia, sebagai
bahasa yang mempersatukan.
Salam
bahagia sejahtera.
Posting Komentar untuk "21 Februari Hari Bahasa Ibu Internasional"