Selamat pagi Nusantara, salam sejahtera |
Visioner dan pragmatism itu bagian dari karakter atau kepribadian seseorang. Orang-orang visioner biasanya pemikirannya lebih maju dari masyarakatnya. Karena yang dipikirkan adalah masa depan, dan orang-orang visioner ini menyusun strategi dan system pencapaiannya. Mereka kemudian menghitung waktu mundur (count down), dari waktu target pencapaian kemudian menurun ke tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dan dicapai. Jadilah sebuah road map dan time schedule yang terstruktur dan sistematis. Ini memerlukan proses dan waktu. Namun hasilnya biasanya baik dan bermanfaat dalam jangka panjang.
Berbeda dengan orang-orang
pragmatism. Mereka mempunyai jangkauan ke depan namun lebih bersifat untuk jangka
pendek, dan hasilnya dinikmatgi juga dalam jangka pendek, habis. Orang-orang
ini inginnya serba instan, segera jadi dan tersedia. Makanan ya yang cepat
saji, tidak perlu menunggu memasak terlalu lama. Perkembangan jaman, menjadikan
semakin banyak orang menjadi pragmatism, serba cepat dan langsung jadi.
Mendaftar jadi pegawai langsung pegang jabatan, gaji banyak dan fasilitas lain
terpenuhi.
Berdasarkan pengalaman, kinerja orang-orang visioner dan
pragmatism jauh berbeda. Akan lebih baik hasilnya dari orang-orang yang visioner.
Mengambil contoh dari tukang bangunan berikut, kita bisa membedakan tukang
bangunan yang visioner dan yang pragmatism.
1. Tukang
bangunan pertama yang ditanya “sedang
apa pak?”. Tukang bangunan itu menjawab: “Lha jelas sudah kelihatan ta, kalau
saya sedang memasang batu merah untuk sebuah bangunan?”
2. Tukang
bangunan kedua juga ditanya dengan pertanyaan yang sama: “sedang apa pak?” Tukang
bangunan kedua ini menjawab: “oh…sedang bekerja. Saya mencari nafkah untuk
keluarga dengan kemampuan saya menjadi tukang bangunan”
3. Tukang
bangunan ketiga juga ditanya dengan pertanyaan yang sama: “sedang apa pak?”
Tukang bangunan ketiga itu menjawab: “oh…ya saya sedang ikut membangun sebuah Gedung
sekolah. Gedung sekolah ini nantinya diperuntukkan bagi anak-anak jalanan. Di
sekolah ini mereka akan dididik menjadi anak-anak cerdas dan berbudi pekerti
luhur”
Dari jawaban ketiga tukang bangunan tersebut, kita bisa
melihat berbedaan karakter orang-orang yang visioner dan pragmatism. Mari kita
menjadi orang-orang yang visoner, berpandangan jauh kedepan untuk bangsa dan
negara tercinta. Pandanagan visioner itu telah dirumuskan dalam rumusa keadilan sosial bagi seluuruh rakyat Indonesia.
Membeli kapas untuk membuat Kasur,
Menjadi cerdas dan berbudi pekerti luhur
Posting Komentar untuk "Visioner vs pragmatism"