Salam sehat, bahagia sejahtera
Tiga bulan sudah berlalu, sejak 6
Desember 2021 Surat Keputusan pemberhentian 4 Direktur Jenderal Bimas, Ketua
Litbang dan Inspektur Jenderal di Kemenag.
Kekosongan jabatan-jabatan tersebut selama tiga bulan ini belum ada tanda-tanda
diisi kembali (https://www.swaraarum.com/2021/12/hadiah-natal-umat-kristiani.html). Selama kekosongan tersebut juga belum bisa
mendapatkan informasi perihal munculnya Surat Keputusan tertanggal 6 Desember
2021 tersebut. Memang setiap pengangkatan jabatan-jabatan ataupun Surat
Keputusan tentang kepegawaian, jabatan dll selalu ada klausul yang menyatakan,
jika ada kesalahan dalam pengambilan Surat Keputusan ini, akan ditinjau
kembali.
Sewaktu masih ada Dirjen
Bimas-Bimas Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, mencari ijin pendirian tempat
saja susah. Kini dengan kekosongan jabatan Direktur Jenderal apa tidak semakin
susah. Kemudian bagaimana dengan pelayanan di bidang yang lain untuk memenuhi
kebutuhan umat? Sementara karena kekosongan jabatan tersebut, seorang Pelaksana
Tugas tidak bisa membuat kepuutusan yang sifatnya strategis. Pelaksana Tugas
terbatas menjalankan program-program yang sudah disusun sebelumnya.
Namun perlu menyadari juga betapa
sibuk dan rumitnya pak Menteri Agama melayani keperluan umat beragama. Justru
dalam keruwetan semestinya kehadiran Dirjen-Dirjen Bimas dapat itu membantu
mengurai permasalahan yang ada dan menyelesaikan? Menilik pengalaman yang sudah
pengangkatan Direktur Jenderal Bimas Katolik telah mengalami 3 model pengisian
jabatan. Dirjen Bimas Katolik pertama
Ibu Kwari Sosro Sumarto, diangkat oleh Presiden Sukarno. Pada waktu itu
Presiden Sukarno menghendaki ada perempuan diantara Dirjen-dirjen di Kemenag.
Direjn kedua bapak Ig.Djoko Muljono dari Angkatan Laut, diangkat oleh Presiden
Suharto, Dirjen ketiga bapak Ig.Imam Kusena Miharja dari TNI AD, juga diangkat
Presiden Suharto. Setelah itu Dirjen Bimas Katolik diisi dari dalam Bimas Katolik,
menjadi jabatan karier. Berturut-turut bapak JT,Sukotjo Atmojo, bapak Stef
Agus, bapak Anton Semara Duran. Setelah itu jabatan Dirjen dengan cara lelang.
Masuklah bapak Bayu Samodra.
Mau dengan model apa pengisian
jabatan tersebut adalah kewenangan Kementerian, bagi umat itu yang penting
adalah kenyamanan dan kekhitmatan beribadat. Seterusnya dapat mengamalkan
hidupnya bagi masyarakat bangsa dan Negara.
Kita sudah berdoa. Kalau itu jabatan politis terus apa yang bisa kita katakan. Serahkan saja pada yang kuasa di bumi dan di surga. Amin Terpujilah Nama Tuhan Yesus Maria, dan Yosef. Amin
BalasHapus