Selamat pagi saudara-saudara se Nusantara, salam bahagia sejahtera
Menelusuri sejarah kemerdekaan RI bagi rakyat cukup penting.
Penting untuk diketahui dan penting untuk mengevaluasi serta mencari kesimpulan-kesimpulan unruk menentukan
Langkah-lanagkah selanjutnya. Pepatah atau semboyan agar tidak melupakan
sejarah benar adanya dan patut diikuti. Ada dua hal penting dalam rangka “tidak
meninggalkan sejarah”; pertama untuk memurnikan sejarah sesuai dengan peristiwa
sebenarnya. Hal ini dikarenakan sejarah dibuat dengan rekayasa untuk kepentingan-kepentingan
kekuasaan atau lainnya. Kedua mempelajari sejarah agar kita dan anak-anak cucu
kita bisa belajar sehingga tidak jatuh pada kesalahan yang sama dan beralkibat
fatal.
Tanggal 2 Maret ini
kita akan melihat sejarah PERMESTA yang merupakan Gerakan untuk mengkritisi
kebijakan pemerintahan pusat yang dinilai kurang adil. Perjuangan Semesta atau Perjuangan
Rakyat Semesta, disingkat Permesta adalah sebuah gerakan
militer di Indonesia. Gerakan ini dideklarasikan oleh pemimpin militer dan sipil
Indonesia Bagian Timur pada tanggal 2 Maret 1957. Pada deklarasi tersebut tidak
menyebutkan akan memisahkan dari pemrintahan pusat di Jakarta. Gerakan ini
mengkritisi ketidakadilan karena pemerintah pusat RI hanya berpusat di Jawa,
secara khusus di Jakarta. Kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa dan Pulau
lainnya sangat dirasakan. Disamping itu pemerintahan pusat juga belum stabil. Gerakan ini menuntut keadilan dan otonomi
daerah supaya bisa mengelola kekayaan sumber daya alamnya untuk kepentingan
masyarakat setempat.
Karena peran asing, dalam hal ini Amerika Serikat yang punya
kepentingan bagi eksistensinya, mereka masuk dan memasok persenjataan, dan
terjadilah peperangan. Namun pemerintah pusat juga bertahan dan berupaya untuk
mempertahankan keutuhan NKRI. Gerakan PERMESTA, muncul hampir bersamaa dengan
PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) yang dideklarasikan oleh Letkol Ahmad Husein pada 15 Februari 1958.
Alasannya sama, ketidakadilan dan kesenjangan daerah di Pulau Jawa dan
Sumatera. Dalam gerakannya PRRI juga mengangkat tokoh-tokoh PERMESTA menjadi
anggota cabinet. Maka sering disebutkan Gerakan PRRI/PERMESTA, yang satu dari
Indonesia Barat yang satu dari Indonesia Timur. Keduanya dapat dihentikan, dan
pemerintah pusat memberikan amnesti dan abolisi dengan Keputusan Presiden Nomor
322 Tahun 1961, tanggal 22 Juni 1961.
Membaca sejarah pergerakan PRRI/PERMESTA yang akhirnya bisa
ditumpas, kita bisa melihat alasan-alasan pergerakan tersebut, antara lain
adalah kesenjangan pembangunan dan kesejahteraan yang terpusat di Jawa. Mereka
menuntut agar peranan pemerintah daerah lebih leluasa (otonom) agar pembangunan
dan kesejahteraan bisa dirasakan dan dinikmati oleh rakyat di daerah.
Kiranya, pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajem Paser Utara karena
salah satunya adalah kebutuhan untuk menghapus
kesenjangan tersebut. Dengan Ibu Kota Negara di tengah-tengah kemudian dapat
mendistribusi perhatian, kesejahteraan, keamanan, dan lainnya. Kiranya ini juga
jawaban dari sebuah kepekaan, kepedulian, perhatian dan keberanian mendengarkan
suara-suara rakyat dari seorang pemimpin.
Kita kawal bersama pembangunan dan perpindahan Ibu Kota
Negara , agar sungguh dapat menjadikan cita-cita proklamasi kemerdekaan bisa
tercapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (ags)
Posting Komentar untuk "PERMESTA, 2 Maret 1957"