Dewan Pendidikan DIY Periode 2022-2027 saat pengukuhan bersama Gubennur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwana X
“Mendorong sekolah di DIY untuk selalu menerapkan praktek
pendidikan ramah anak yang menghargai hak-hak anak dan
kesetaraan gender, peduli terhadap tumbuh kembangnya berbagai potensi anak ,
memposisikan guru sebagai motivator, fasilitator sekaligus sahabat bagi anak”.
Demikian salah satu point pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Dewan Pendidikan
DIY, menanggapi maraknya berita-berita di media sosial tentang dugaan adanya
siswi yang mengalami depersi saat orientasi sekolah, diminta memakai jilbab.
Pernyataan sikap ditandatangani Ketua Dewan Pendidiian DIY Prof.Dr.Sutrisna
Wibawa, M.Pd dan Sekretaris Timotius Apriyanto, tertanggal 4 Agustus 2022, serta
beredar di media sosial.
Selanjutnya dikatakan dalam
pernyataan tersebut; Dewan Pendidikan DIY merasa prihatin seandainya peristiwa
pemaksaan tersebut benar-benar terjadi. Pemaksaan kehendak yang tidak sejalan
dengan hati nurani siswa bertentangan dengan kebijakan sekolah merdeka yang
mengedepankan prinsip hormat terhadap otonomi siswa dalam berekpresi,
pembelajaran berpusat pada siswa (Student
Centered Learning) dan hormat terhadap kebhineka tunggal ika -an.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses me-merdeka-kan manusia secara lahir
maupun batin.
Maka untuk menghindari
kemungkinan kasus serupa terjadi lagi,
Dewan Pendidikan DIY memandang
perlu, adanya penanaman
pendidikan Multikultural secara mendalam, berjenjang, komprehensif dan
berkesinambungan secara lebih intensif kepada siswa-siswi maupun guru di DIY
melalui mata pelajaran PPKN, Pendidikan agama maupun kursus kursus singkat.
Pendidikan Multikultural dapat membentuk
pribadi berkarekter hormat terhadap keberagaman sekaligus bekerja sama
dalam keragaman.
Kemudian mempercepat implementasi
Pendidikan Khas Ke-Jogja-an yang telah diinisiasi oleh Disdikpora DIY yang akan
membentuk “jalma kang utama”
(manusia utama) berkarakterkan toleran,
saling mengerti dan menghormati satu dengan lain, adil, berkehendak baik dalam
pikiran maupun tindakan; berlandaskan filosofi “Hamemayu - hayuning bawana” (selalu berusaha mempercantik alam
sekitar).
Mendorong sekolah di DIY selalu menerapkan praktek pendidikan ramah
anak yang menghargai hak-hak anak dan kesetaraan gender, peduli terhadap
tumbuh kembangnya berbagai potensi anak menggunakan pedagogik “momong”, “among”
dan “ngemong”. “Momong” dalam artian siswa didik dirawat secara tulus dan dengan penuh kasih
sayang hingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik.”Among”
dalam artian guru hendaknya dapat menjadi teladan bagi siswa-siswinya. “Ngemong”
dalam artian guru malakukan pengamatan sekaligus menjaga supaya siswa didik
dapat mengembangkan potensi diri secara bebas dan bertanggung jawab. Intervensi
guru hanya dilakukan pada saat siswa didik berada dijalan yang salah.
Secara terpisah salah seorang
anggota Dewan Pendidikan DIY, Dr.B. Wibowo Suliantoro, yang dihubungin lewat
telpon mengatakan, bahwa konsep Pendidikan yang me-merdeka-kan itu berasal dari
Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara menamakan sekolah itu
dengan taman (Taman Indra, Taman Siswa, Taman Dewasa. Red). “Sejalan dengan yang dinyatakan
Ki Hajar Dewantara, pendidikan
pada hakikatnya merupakan proses me-merdeka-kan manusia secara lahir dan batin.
Sekolah hendaknya menjadi “taman yang indah “ bagi siswa - siswi dengan leluasa
mengembangkan potensi diri secara optimal dalam suasana penuh kedamaian, suka
cita dan bahagia. Aturan-aturan yang tidak sejalan dengan hati nurani dapat menggerus perasaan suka cita,
kebahagiaan dan kedamaian pada saat
bersekolah, sehingga perlu dijauhkan dalam proses Pendidikan. Taman akan terasa semakin indah dan nyaman bagi
penghuni yang tinggal didalamnya manakala keanekaragaman diberi ruang untuk
tumbuh dan berkembang selaras dengan jati dirinya. Kreativitas, inovasi, daya
juang, sinergisitas, kegotong-royongan, keguyuban, solidaritas akan tumbuh
subur manakala masing masing pribadi di-merdeka-kan” Demikian diungkapan
oleh pak Wibowo Suliantoro.
Posting Komentar untuk "Dorong Sekolah di DIY Terapkan Pendidikan Ramah Anak."