Selamat pagi saudaraku, salam damai sejahtera |
Kalimat yang menjadi judul tulisan saat ini, bukan merupakan hal yang baru. Kalimat itu diucapkan oleh para cerdik cendekia dan rohaniwan, ditulis di media sosial dan ditulis di baliho atau fliyer. Kata-kata itu menjadi sebuah motto hidup dan sangat familier dalam hati umat. Karena sudah menjadi hal yang familier, dan sangat mudah diucapkan, maka terus ditempatkan pada tempat-tempat yang tidak proporsional. Contohnya saja, seseorang mempunyai baju yang bagus dan (mungkin) harganya cukup mahal untuk ukuran menengah. Ketika orang tersebut memakai baju, banyak orang "ngalem" (memuji): bajumu bagus lho, pasti mahal ini; ich keren lho bajumu; dst. Orang menjadi lupa setiap memakai baju itu selalu mendapat pujian. Kemudian orang tersebut kemana-mana memakai baju tersebut. Ke pesta, ke kantor, wisata, ngopi dst selalu memakai baju itu. Di saat itu orang mulai berfikir dalam batinnya: wah ini nggak pas, wisata kok pakai baju pesta.
Pun pula dengan motto "jangan berhenti berbuat baik". Setiap orang dapat mengatakan bahkan dengan suara lantang mengatakan jangan benhenti berbuat baik. Suatu ketika ada seorang yang dikenal tidak memiliki kelayakan publik (karena perilaku-tutur katanya), menjadi hambarlah motto tersebut. Orang lalu bertanya bagaimana bisa orang yang pekerjaannya memfitnah, mencaci-maki orang orang lain, menjelek-jelekkan saudara, dengan suara lantang mengatakan "jangan berhenti berbuat baik"? Hampir senada ketika ada pencuri dikejar-kejar, untuk mengamankan diri, lalu ikut teriak pencuri.
Ya, dinamika jaman ini cepat dan sering tiba-tiba saja berubah. Menghadapi masyarakat yang demikian hendaknya kita berfikir secara kritis. Kemampuan berfikir kritis tidak hanya dikembangkan atau dilakukan dalam kelas atau bangku kuliah, namun juga ditengah kehidupan dan dinamika masyarakat. Dengan meningkatkan kemampuan daya kritis, seseorang diharapkan tumbuh kepekaan sosialnya. Juga tumbuh inovasi dan kreativitas untuk menghadapi masalah sosial yang ada. Dari sinilah akan terjadi transformasi sosial menjadi lebih smart. Semestinya hal ini sudah bisa dilakukan dan mulai berkembang, karena kita sudah masuk pada era super smart society. Ciri dari masyarakat ini mampu memecahkan masalah yang kompleks dan dapat menjadi problem solver bagi dirinya maupun banyak orang.
Kiranya jaman ini juga menuntut orang semakin komunikatif. Kita tetap tidak bisa hidup sendiri meski apa-apa sudah tersedia dihadapan kita. Untuk selalu berbuat baik, kita membutuhkan orang lain. Bisa kita lihat realitas kehidupan manusia ditengah-tengah industrialisasi dan membanjrnya informasi. Ada sebuah citarasa yang hilang, saat dirumah makan kita dilayani robot. Ada rasa yang hilang ketika masuk hotel yang menerima dan mengantar ke kamar juga robot. Ada sesuatu yang hilang saat kita berada dalam sebuah kereta atau pesawat. Kiranya ini menjadi peluang dan panggilan berbuat baik, mengisi ruang-ruang kemanusiaan yang hilang.
Selamat berkarya, mengisi ruang-ruang kosong kemanusiaan.
Posting Komentar untuk "Jangan Berhenti Berbuat Baik"