Tarsisius Hani Handoko, rasul perdamaian itu telah menang |
Mars BRMKY (Bengkel Rohani Mahasiswa Katolik Yogyakarta), menggema menjelang keberangkatan jenasah mas Tarsisius Hani Handoko. Mars itu dinyanyikan oleh kawan-kawan mas Hani di BRMKY, yang sekarang menjadi sebuah komunitas yang bernama KASI (Komunitas Awam Santo Ignatius).
“Dalam nama Tuhan kami
berjuang, dibawah panji-panji Salib Kristus. Dengan bimbingan Roh yang Mahakudus,
hanya demi kemuliaan Bapa. Jadikanlah kami rasul perdamaian. Utuslah wartakan
keselamatan. Satu Tuhan dan satu perutusan Hiduplah hidup Kristus Rajaku.
Kami berjanji setia
pada-Mu, siap melaksanakan kehendak-Mu, meskipun diri kami taruhannya. Kami
kurbankan dengan suka rela. Jadikanlah kami rasul perdamaian, Utuslah perjuangkan
keadilan. Satu Tuhan dan satu perutusan, majulah terus kita kan menang”
Mas Hani, memang
penggerak kerasulan awam khususnya kepada mahasiswa Katolik. Menyebut dan
menceritakan jabatan dan kegiatan kerasulannya bisa semalam tidak selesai. Itu
pula kebiasaan mas Hani, jika membicarakan hidup dan kehidupan. Bicara hidup
dan kehidupan bisa dari berbagai aspek kehidupan. Bagi mas Hani, membicarakan
hidup dan kehidupan mahasiswa Katolik menjadi santapan setiap waktu.
Membicarakan hidup dan kehidupan sekolah Katolik dan rumah sakit Katolik, juga
menjadi santapan harian. Membicarakan hidup dan kehidupan bangsa dan negara,
juga oke. Maka ketika ada acara Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Katolik,
kaderisasi Pemuda Katolik, sarasehan-sarasehan di kelompok cendekiawan Katolik,
beliau bisa dipastikan menjadi narasumber.
Teman-teman seperjuangan Komunitas Awam Santo Ignatius |
Ketemu terakhir saya dengan mas Hani, hari Rabu 15 Maret 2023, di PUKY melayat bu Endang isteri pak D.Koeshartono, teman sekelas mas Hani. Waktu itu mas Hani baru saja masuk ke mobil akan pulang, dengan mbak Ndari. Penulis juga menuju tempat parkir, lalu ketemu dan salaman. Penulis merasa penting membagikan catatan jejak-jejak mas Hani, khususnya saat pendampingan-pendampingan mahasiswa Katolik dan kaum muda; diskusi aktualia sosial kemasyarakatan; pertemuan teman-teman aktivis Misa Kampus; Kelompok Awam Jesuit (KAJ) dan yang paling dikenal di kalangan mahasiswa Katolik adalah BRMKY (Bengkel Rohani Mahasiswa Katolik Yogyakarta). BRMKY bermarkas di Wisma Mahasiswa (sekarang Pusat Pastoral Mahasiswa=PPM), jalan dr.Wahidin 54 Yogyakarta. Dari sini mungkin muncul pertanyaan para pembaca, apa itu KAJ, BRMKY, Misa Kampus?
Misa Kampus,
diselenggarakan sebagai salah satu bentuk pendampingan iman mahasiswa Katolik,
terutama Perguruan Tinggi Negeri, di Yogyakarta utamanya di UGM dan UNY (dulu
masih IKIP Negeri Yogyakarta). Dilayani oleh Pastor Mahasiswa yang berpusat di
Wisma Mahasiswa, jl.dr.Wahidin 54 Yogyakarta. Dari tempat ini juga para
dosen-dosen agama Katolik dikoordinir. Beberapa pastor Jesuit pernah ditugaskan
untuk menjadi Pastor Mahasiswa (lupa urutannya): rama Lukas Rustam Alamsah, SJ,
rama J.Adi Wardaya, SJ; rama Windiyatmoko, SJ, rama Antonius Sudiarjo, SJ, dan
lainnya. Beliau-beliau ini yang mendampingi para dosen agama Katolik dan
mahasiswa Katolik di Yogyakarta.
Seperti saat ini, di
Wisma Mahasiswa juga ada kelompok-kelompok mahasiswa berkumpul, berdiskusi
tentang kehidupan rohani dan kondisi aktual, khsusnya yang menyangkut kehidupan
mahasiswa dan kampus. Ada kelompok yang saat itu juga sering berdiskusi yaitu; Paulus Pujono, T.Hani Handoko, Agus Sriyono, Josaphat Sudarsono dan A.Joko Nugroho.
Mereka adalah mahasiswa di UGM, dan aktivis di lingkungan (dulu kring), paroki,
organisasi intra dan ekstra kampus. Kelima mahasiswa ini bertemu dan berdiskusi
di jalan Rajawali Demangan Baru.
Pertengahan tahun 1979,
ada pergantian Pastor Mahasiswa, yaitu rama Y. Adi Wardaya, SJ. Pastor Mahasiswa
tinggal di Kolombo, tepatnya Asrama Realino, meski kantornya di Wisma Mahasiswa
jalan dr.Wahidin 54 Yogyakarta. Kelima mahasiswa yang aktif bertemu dan
berdiskusi ini menemui rama Adi Wardaya dan berdiskusi. Ngobrol-ngobrol ini
menjadi semakin mendapat penerangan cahaya karena ada Pastor Mahasiswa. Dari
sini disadari bahwa pendampingan mahasiswa Katolik yang saat itu berkisar 7.000
mahasiswa, tidak akan mampu dilayani hanya oleh satu Pastor Mahasiswa. Pengalaman
mereka mencatat bahwa pembinaan kaum muda, khususnya mahasiswa melalui jalur
paroki dan organisasi kemahasiswaan Katolik yang resmi kerap kali tidak
menjangkau dan menyentuh hati mereka. Disadari pula bahwa Angkatan muda Katolik
ini adalah masa depan gereja dan negara.
Keprihatinan mereka
dipersembahkan pada Tuguran Malam Kamis Putih tahun 1980. Dari tuguran ini
membuahkan persaudaraan yang semakin dekat dan gagasan untuk semakin terlibat
mendarmabaktikan dalam karya kerasulan kemahasiswaan di Yogyakarta. Semangat
mereka ternyata menjadi virus yang merasuk ke mahasiswa-mahasiwa di
lingkungannya. Kemudian mereka dikumpulkan dan diajak untuk membina diri, dan
muncul kelompok kedua. Seperti tumbuhnya biji, menjadi pohon dan berbuah. Satu
kelompok muncul, kemudian memunculkan kelompok baru, dan demikian seterusnya. Kelompok
pun menjadi semakin hidup karena hadirnya rama FX.Adisusanto, SJ, yang kemudian
pembentukan kelompok pembinaan rohani ala CLC (Christian Life Community). Maka
semakin suburlah kelompok-kelompok pembinaan rohani dan semakin banyak
mahasiswa dari perguruan-perguruan tinggi. Kelompok ini dinamakan KAJ
(Komunitas Awam Jesuit).
Duduk di kursi roda bapak T.Hani Handoko |
Kelompok ini dari mahasiswa-mahasiswa yang rela dan mau mengabdikan diri dalam pelayanan kerohanian di kalangan mahasiswa. Lebih merupakan Gerakan dan bukan organisasi yang formal dan selalu mencoba menjawab tantangan jaman, khususnya di lingkungan perguruan tinggi. Nama “bengkel” mengambil logika bahwa bengkel itu menjadi tempat untuk memperbaiki sesuatu yang rusak atau kurang berfungsi seeperti seharusnya. Karena yang ditangani adalah soal pengembangan iman/rohani maka jadilah Bengkel Rohani Mahasiswa Katolik Yogyakarta.
Saat ini kelompok-kelompok
ini sudah tersebar di penjuru tanah air. Namun demikian ikatan persaudaraan
bahkan kekeluargaan masih terjalin mesra. Kini mereka memakai nama KASI
(Komunitas Awam Santo Ignatius). Ada rama-rama dari Serikat Jesus yang
mendampingi secara rohani, dan rama-rama ini juga yang dulu mendampingi saat
mahasiswa. Rama FX.Adi Susanto, SJ, bertugas di Keuskupa Banjarmasin; rama Istanto,
SJ, bertugas di ATMI Solo; rama Ant.Sudiarjo, SJ bertugas di Driyarkara; rama
Baskara Puji Nugroho; rama M.Maharsono, SJ bertugas di Kotabaru Yogya. Begitulah
secuil perjalanan hidup dan peran mas Hani dalam kerasulan mahasiswa. Dia telah
menanam, menyirami dan berbuah. Kini dia sudah bertemu dengan teman diskusinya
dulu, mas Paulus Pujono yang sudah mendahului. Dua rasul perdamaian yang sudah hidup damai. (ags)
Posting Komentar untuk "Rasul perdamaian itu telah menang"