Ande-ande Lumut memilih Kleting Kuning sebagai lambang kebijaksanaan
Tembang
Ande-ande Lumut mungkin akan mudah ditangkap sebagai cerita mencari jodoh atau
pasangan hidup. Ande-ande Lumut yang dikenal sebagai anak mbok randha
(janda) nDadapan yang sedang belajar
menuntut ilmu di sanggarnya. Di bagian lain ada mbok randa juga yang mempunyai
anak 4, yang satu anak tiri, sedang yang 3 anak sendiri. Keampat anaknya
bernama Kleting Merah, Kleting Biru, Kleting Hijau dan Kleting Kuning. Kleting
Kuning adalah anak tiri dan paling kecil. Karena anak tiri diperlakukan tidak
adil, pakaiannya sederhana dan tidak boleh make up. Sedang kakak-kakaknya berpakaian
serba baik dan make up juga baik. Soal pekerjaan rumah, nyapu, masak, cuci
pakaian dll mesti diberikan kepada Kleting Kuning sebagai anak tiri.
Kabar
tentang Ande-ande Lumut tersebar didesa-desa dan banyak gadis membayangkan
betapa tampan dan cerdasnya. Banyak pula yang membayangkan dan berharap bisa
menjadi pasangan hidupnya. Tak luput kabar itu sampai juga ke mbok randha yang
mempunyai gadis empat tersebut. Namun sebagai ibu tiri ia tidak berharap
Kleting Kuning bisa ikut ngunggah-unggahi (melamar bagi seorang putri
pada pria). Maka pada saat kakak-kakaknya disuruh berangkat, Kleting Kuning
diminta mencuci baju di sungai dan ditinggal. Meskipun begitu ketika selesai
mencuci dan pulang Kleting Kuning menanyakan kepada ibunya, kemana
kakak-kakaknya.
Dengan
tipu muslihat dikatakan bahwa kakak-kakaknya sedang ada yang belanja, ada yang
ke tetangga mengantar bingkisan. Pokokya tidak diberitahu kalau kakak-kakaknya
baru pergi untuk ngunggah-ngunggahi Anda-ande Lumut. Namun setelah
seharian tidak pulang dan sampai malam juga tidak pulang, Kleting Kuning
menanyakan kepada ibunya lagi, kemana kakak-kakaknya. Akhirnya ibunya terdesak
dan tidak bisa menipu lagi dan berkatalah ia bahwa kakak-kakaknya pergi ke desa
lain yang jauh untuk ngunggah-unggahi Ande-ande Lumut tadi. Kleting Kuning juga
ingin menyusul kakak-kakaknya. Tetapi oleh ibu tirinya tidak boleh memakai
pakaian yang baik, diberikannya pakaian yang jelek, dan tidak boleh make up.
Bahkan diceritakan Kleting Kuning harus dilumuri kotoran, sehingga seperti
gelandangan.
Kleting
Kuning menyusul kakak-kakaknya pergi ke desa seberang untuk ngunggah-unggahi
Anda-ande Lumut, namun ia mampir dulu ke pusara ibunya. Ia berdoa mohon doa
restu pada ibunya. Arwah ibunya muncul dan memberikan Sada Lanang kepada
Kleting Kuning. Sada Lanang untuk berjaga-jaga kalau ada bahaya mengancam bisa
untuk melindungi diri. Bahkan lebih dari itu, Sada Lanang kalau dipukulkan pada
sungai maka sungai akan menjadi kering, dan dengan dipukulkan lagi air bisa
mengalir kembali. Demikianlah Kleting Kuning berangkat dengan berbekal senjata
Sada Lanang. Sada artinya lidi dan lanang artinya pengembat, Sada Lanang berarti
lidi pengembat dan dianggap sakti.
Dalam
perjalanan pergi ke desa seberang ternyata harus melewati sungai yang besar dan
belum ada jembatan penyeberang, maka ya mesti menyeberang dibantu oleh Yuyu Kakang.
Kleting Merah, Biru dan Hijau mesti menyeberang, Yuyu Kangkang minta upah
ciuman. Semula Kleting Merah , Biru dan Hijau tidak mau, tetapi akhirnya
terpaksa mau. Diserangkanlah ketiga dara itu ke seberang oleh Yuyu Kangkang. Artinya
tidak tahu persis, hanya yuyu itu kepiting, sedang kangkang artinya berbunyi
nyaring, atau mekangkang (duduk mekangkang).
Tibalah
Kleting Kuning di sungai itu dan ia minta diseberangkan, tetapi Yuyu Kangkang tidak mau, karena bau dan jelek rupanya.
Kleting Kuning mengancam kalau tidak diseberangkan akan dibuat kering airnya. Yuyu
Kangkang tidak percaya dengan omongan Kleting Kuning, Sungai dengan air
melimpah dan deras bagaimana akan mengeringkannya. Namun benar, ketika
permintaannya tidak dipenuhi dipukullah sungai itu dengan Sada Lanang, lalu
keringlah sungai itu dan Kleting Kuning leluasa menyeberang sungai yang sudah
kering airnya. Yuyu Kangkang teriak-teriak karena hidupmnya di air, tetapi
Kleting Kuning tidak menghiraukannya, ia berjalan terus sampai di seberang sebelah.
Setelah itu dipukul kembalu sungainya dengan Sada Lanang, maka air mengalir
lagi.
Sesampai
di rumah Ande-ande Lumut ketiga dara itu tidak diterima. Dilihat saja tidak
oleh Ande-ande Lumut. Setelah ketiganya pergi sampailah Kleting Kuning di rumah itu,
dan diterimalah ia. Ande-ande Lumut menemuinya dan karena kotor lalu diajak ke
sendang supaya Kleting Kuning mandi dan membersihkan diri. Sekarang nampaklah
kecantikan Kleting Kuning, dan heranlah mbok randha nDadapan melihat
kecantikan Kleting Kuning.
Vatikan (Paus) telah memilih bendera dengan warna kuning dan putih sebagai
lambang kemuliaan, kebijaksanaan dan suci
Sebenarnyalah
Ande-ande Lumut sedang belajar mencari ilmu, memperdalam spiritualitas. Kleting
Merah, Biru, Hijau dan Kuning adalah saudara-saudara yang ada dalan diri kita.
Dalam sedulur papat lima pancer, Ande-ande Lumut adalah pancernya,
sedangkan keempat Kleting adalah nafsu-nafsu kekuasan, kekayaan dan kenikmatan
sedang Kleting Kuning adalah lambang kebijaksanaan. Biasanya kebijaksanaan
berwajah tidak menarik, tidak dimaui orang, disingkirkan atau kita anaktirikan.
Sedang kekuasan, kekayaan dan kenikmatan itu menarik hati dan menggoda. Ande-ande
Lumut telah mengambil kebijasanaan sebagai pilihan hidupnya,
Paus
dan Vatikan juga memilih warna kuning dan putih sebagai bendera, yang melambangkan
kebijaksanaan dan suci. Ini juga nampak dalam tindakan dan karya-karya Paus
yang penuh kebijaksanaan, lemah lembut, menyapa setiap orang terutama yang
kecil, miskin, tersingkir dan defabel. Paus mengungjungi orang-orang yang
membenci, orang-orang yang berkuasa diingatkan agar hidupnya tidak mengumbar
nafsu kekuasaan, kekayaan dan kenikmatan. Paus minta supaya menghentikan perang
Dimana-mana. Paus yang berpenampilan sederhana dan fasilitas yang sederhana
pula. (AGS)
Posting Komentar untuk "ANDE-ANDE LUMUT DAN PAUS"