Kunjungan Kardinal Ignatius Suharyo ke Rutan KPK Klas I untuk bertemu para narapidana yang beragama Katolik. Hal itu dilakukan menjelang perayaan Paskah seperti dilakukan oleh Paus Fransiskus sewaktu masih sehat mengunjungi saudara-saudara di penjara. Ini dilakukan sebagai pertanggungjawaban sebagai gembala. Menyitir ucapan Yesus “Aku datang untuk mencari orang berdosa, bukan orang baik-baik” begitu ceritanya. Secara waktu bersamaan bahwa Hasto Kristiyanto Sekjen PDI Perjuangan juga sedang berada di rutan tersebut, sehingga menjadi berita.
Sebagai Kardinal Ignatius Suharyo
mengunjungi karena Lukas 4, ayat 18 dan 19 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia
telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas, untuk memberitakan tahun Rahmat Tuhan telah datang”. Berdasarkan
kutipan Injil tadi jelas bahwa kunjungan Kardinal Ignatius Suharyo ke Hasto
Kristiyanto dkk dalam rangkan kunjungan pastoral, gembala kepada dombanya.
Secara kekatolikan itu kunjungan
pastoral, gembala domba kepada umatnya. Hasto Kristiyanto sebagai orang Katolik
tentu
akan menanggapi dengan penuh kegembiraan. Orang yang dalam kesulitan dikunjungi, dihibur dan diteguhkan atas kunjungan
tersebut. Kunjungan Kardinal tidak berdampak politis, dan Kardinal sebagai
warga negara akan mengikuti proses hukum yang berlaku. Kunjungan pastoral
biasanya juga ada ibadat tobat untuk pengakuan dosa bagi umat Katolik yang akan
melakukan pengakuan dosa, karena menjelang hari raya Paskah.
Secara keindonesiaa Kardinal Ignatius
Suharyo adalah Gembala domba, dan Hasto Kristiyanto adalah gembala banteng. Kawanan
domba adalah kawanan yang lebih mudah diatur, dibawa ke padang rumput hijau,
meski ada ada juga domba-domba yang tidak nurut, tetapi relative mudah untuk
dikendalikan. Sedang kawanan banteng
adalah kawanan binatang yang sangat beda tabiatnya dengan domba. Sapi lebih
mudah digembalakan dan gembala sapi di negara sana disebut “cowboy”, gembala
banteng lebih dari pada seorang „cowboy“.
Gembala domba dan gembala banteng kalau bertemu dan menceritakan „seninya“
menggembalakan tentu akan sangat menarik. Hasto sebagai gembala banteng menurut
hemat penulis cukup berhasil. Bisa memenangkan pemilu legislatif dan presiden,
dan sampai kini menjadi partai terbesar. Ini harus disadari oleh
banteng-banteng, jangan sampai terlena dan dipecah belah, terutama dari
kalangan dalam kawanan. Kedua gembala ini sudah lama bersahabat dan bertemu di
lapangan sepak bola. Seberapa dekat persahabatan mereka hanya mereka yang tahu.
Hanya pikiran nakal ini penulis, mungkinkah kedua germbala ini menyatukan
kawananya, kawanan domba dan kawanan banteng untuk bersama-sama membangun
Indonesia yang lebih baik, dan membawa Indonesia gelap menjadi Indonesia
terang? Huss ini kunjungan pastoral seorang gembala kepada dombanya(asg)
Posting Komentar untuk "Jika Gembala Domba Bertemu Gembala Banteng"